- See more at: http://cak-mamat.blogspot.com/2013/07/cara-mengganti-cursor-blog-dengan.html#sthash.3JuGEMpi.dpuf

Senin, 14 Maret 2016

ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN


ASPEK PENALARAN DALAM  KARANGAN
1.       MENULIS SEBAGAI PROSES PENALARAN
Menulis merupakan proses bernalar. Dimana pada saat kita ingin menulis sesuatu tulisan baik itu dalam bentuk karangan atau pun yang lainnya, maka kita harus mencari topiknya terlebih dahulu. Dan dalam mencari suatau topik tersebut kita harus berfikir, maka pada saat kita berfikir tanpa kita sadari kita sendiri telah melakukan proses penalaran. maka pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan sedikit mengenai menulis merupakan prosae bernalar.
Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek yaitu :
a.      Aspek Keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan antar bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan.
b.      Aspek Urutan
Aspek urutan adalah pola urutan tentang suatu yang harus didahulukan atau ditampilkan kemudian dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan.
c.       Aspek argumentasi
Aspek argumentasi adalah bagian yang menyatakan fakta , analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan.
d.      Aspek Teknik Penyusunan
Aspek teknik penyusunan adalah bagaimana pola penyusunan yang dipakai ,apakah digunakan secara konsisten , karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu dan terknik bersifat baku dan universal.
e.      Aspek Bahasa
Aspek bahasa adalah bagaimana penggunaan bahasa karangan ilmiah harus disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah . Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan  suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademi.
2.      PENALARAN DEDUKTIF
Penlaran induktif adalah proses penalaran untuk manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.

GENERALISASI
Proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Atau dengan kata lain proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh:
Grace Natalie adalah presenter berita, dan ia berparas cantik.
Fessy Alwi adalah presenter berita, dan ia berparas cantik.
Generalisasi : Semua presenter berita berparas cantik.
Pernyataan "semua presenter berita berparas cantik" hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.

ANALOGI
adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat sama atau banyak persamaannya.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut:
1. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
2. Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
3. Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.

Contoh :
Nina adalah lulusan Akademi Amanah.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan Akademi Amanah.
Oleh Sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik
 
HUBUNGAN KASUAL
Hubungan sebab akibat / hubungan kausal ialah hubungan keterkaitan atau ketergantungan dari dua realitas, konsep, gagaasan, ide, atau permsalahan. Suatu kegiatan tidak dapat mengalami suatu akibat tanpa disertai sebab, atau sebaliknya suatu kegiatan tidak dapat menunjukkan suatu sebab bila belum mengalami akibat. 
Contoh :
Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.

3.         PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran Metode Deduktif adalah metode cara berfikir yang di mulai dari menarik kesimpulan dari hal yang umum yang mengarah kepada kesimpulan yang khusus dengan cara menghubungkan data-data  nya , dengan contoh :
Premis 1 : Semua mahluk hidup adalah ciptaan Tuhan (U)
 Premis 2: Manusia adalah mahluk hidup (U)
Kesimpulan : Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan
Penalaran deduktif menurut bentuk nya di bagi menjadi 2 bagian yaitu:
a)      Penarikan simpulan secara langsung
b)      Penarikan simpulan secara tidak langsung
dan sekarang kita mulai dengan membahas tentang Penarikan simpulan secara langsung terlebih dahulu.
Penarikan simpulan secara langsung
a.    Simpulan secara langsung:
       Semua S adalah P (premis)
       Sebagian P adalah S (simpulan)
       Contoh: Semua manusia memiliki tangan. (premis)
                      Sebagian yang memiliki tangan adalah manusia. (simpulan)
b.     Semua S adalah P (premis)
         Tidak satu pun S adalah tak-P (simpulan)
         Contoh: Semua pencuri adalah pelaku kriminal. (premis)
                        Tidak satu pun pencuri adalah pelaku tidak kriminal. (simpulan)
c.      Tidak satu pun S adalah P (premis)
         Semua S adalah tak-P (simpulan)
         Contoh: Tidak seekor pun semut adalah manusia. (premis)
                        Semua semut adalah bukan manusia. (simpulan)
d.      Semua S adalah P. (premis)
         Tidak satu-pun S adalah tak P (simpulan)
         Tidak satu-pun tak P adalah S (simpulan)
         Contoh: Semua pisau adalah tajam. (premis)
                        Tidak satu pun pisau adalah tak tajam. (simpulan)
                        Tidak satupun yang tak tajam adalah pisau. (simpulan).
Penarikan Simpulan secara tidak langsung

SILOGISME
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). 
 Jenis-jenis silogisme
    a.    Silogisme Katagorial
    b.    Silogisme Hipotetik
    c.    Silogisme Alternative
    d.    Entimen
    e.    Silogisme Disjungtif
    Berikut ini saya akan menjelaskan pengertian dari jenis-jenis silogisme diatas :

    a.    Silogisme Katagorial
     Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
      
     Contoh :
     ·         Semua makhluk hidup pasti mati (premis mayor/premis umum)
     ·         Komodo adalah hewan yang dilindungi (premis minor/premis khusus)
     ·         Komodo pasti akan mati (konklusi/kesimpulan)

     b.    Silogisme Hipotetik
     Yang dimaksud dengan silogisme hipotetik itu adalah suatu argumen/pendapat yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. 

     Contoh :
     ·         Apabila lapar saya makan nasi (mayor)
     ·         Sekarang lapar (minor)
     ·         Saya lapar makan nasi (konklusi)

     c.    Silogisme Alternatif
     Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif itu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
     Contoh :
     ·         Adi tinggal di Jakarta atau Malang
     ·         Adi tinggal di Jakarta
     ·         Jadi, Adi tidak tinggal di Malang

     e.    Silogisme Disjungtif
     Silogisme Disjungtif merupakan silogisme yang premis mayornya merupakan disjungtif, sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.

     Contoh :
     ·Seno masuk sekolah atau tidak. (premis 1)
     ·Ternyata Seno tidak masuk sekolah. (premis 2)
    ·Ia tidak masuk sekolah. (konklusi)
.
ENTIMEM
Entimen adalah percakapan yang biasa di lakukan dalam kehidupan sehari-hari baik pada lisan maupun tulisan ,dan biasa nya silogisme yang kita ucapkan itu di perpendek dengan cara tidak menyebutkan premis-premis umum nya ,biasa nya seseorang langsung mengatakan kesimpulan nya yang diikuti dengan premis khusus sebagai penyebabnya.Bentuk silogisme seperti ini di sebut entimem
Entimem mempunyai rumus ,Rumus :
C=B, karena C=A
            PU: Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
PK: Pada malam hari tidak ada sinar matahari
K :Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis.
Entimem : pada malam hari tidak ada fotosintesis karena tidak ada sinar matahari.



Sumber :
https://halfizjulian.wordpress.com/2014/03/30/silogisme-dan-entimen/ 
http://teknologi-biru.blogspot.com/2012/03/pengertian-penalaran-induksi-dan.html
http://firstdiyana.blogspot.com/2011/04/jenis-jenis-penalaran-induktif.html
http://unedopragus.blogspot.co.id/2014/03/induktifgeneralisasianalogihubungan.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar